Pages

Kamis, 22 Desember 2011

Perkembangan Peserta Didik


         BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
       Kehidupan dan pertumbuhan senantiasa penuh dengan kegiatan belajar. Misalnya seseorang berjalan, berbicara, melempar bola, membakar kue, membaca, memilih pekerjaan, memilih kawan, memelihara anak dan lain-lain. Hal ini semua merupakan kegiatan belajar artinya semua hal-hal tersebut diperoleh karena belajar. Untuk mencapai suatu perkembangan yang sempurna setiap manusia harus belajar. Melalui kehidupannya manusia mempelajari berbagai kebiasaan-kebiasaan.
       Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan menghadapi serangkaian tugas-tugas perkembangan yang akan dijumpainya dalam fase demi fase perkembangan. Individu harus mempelajari tugas-tugas perkembangan tersebut sebagai sesuatu yang dapat membawa kebahagiaan dan kepuasan perkembangan dalam kehidupan masyarakat. Tugas-tugas tersebut hendaknya selalu diperhitungkan oleh individu sebagai sesuatu yang harus dicapai demi untuk mencapai kepuasan dan kebahagiaan hidup.

B.  Manfaat dan Tujuan
            Adapun manfaat dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan.
2.    Dapat memahami tugas-tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan agar apabila terdapat permasalahan maka dapat memberikan solusi.
3.    Setelah mengetahui tugas-tugas perkembangan khususnya pada masa sekolah maka guru akan dapat merencanakan pendidikan sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.


C.  Sistematika Penulisan
       Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah :
KATA PENGANTAR yang mengantarkan pembaca kepada isi masalah yang dibahas
DAFTAR ISI
BAB I membahas tentang latar belakang, manfaat dan tujuan penulisan, dan sitematika penulisan.
Serta BAB II memaparkan tentang tugas-tugas perkembangan.
Sedangkan BAB III berisi tentang implikasi tugas-tugas perkembangan dalam pembelajaran SD.
     DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan
       Robert Havighurst (Adam & Gullota 1983) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya. (Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
       Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan, sebab apabila dapat dikuasai dan diselesaikan dengan baik akan memberikan kebahagiaan dan keberhasilan dalam perkembangan selanjutnya. Apabila tidak bisa dikuasai dan diselesaikan, maka akan menimbulkan ketidakbahagiaan, penolakan dari luar dan kesukaran dalam perkembangan selanjutnya. Penyelesaian tugas-tugas perkembangan dalam suatu periode atau tahap tertentu akan mempengaruhi penyelesaian tugas-tugas pada tahap berikutnya.
       Havighurst memberikan rincian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada setiap tahap perkembangan individu: yaitu masa bayi dan kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa yang terbagi lagi atas dewasa awal, dewasa dan usia lanjut.
(Sukmadinata, Nana Syaodin. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)


     Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
1.    Kematangan fisik, misalnya belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki; belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual; demikian pula penyesuaian pada masa menopause (berhenti haid pada wanita) karena perubahan organ seks.
2.    Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya belajar membaca, menulis, dan berorganisasi.
3.    Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya memilih pekerjaan dan memilih teman hidup.
4.    Tuntutan norma agama, misalnya taat beribadah kepada dan berbuat baik kepada sesama manusia.
     (Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

B.  Tugas-tugas Perkembangan Pada setiap Fase Perkembangan
1.    Tugas-tugas Perkembangan Pada Usia Bayi dan Kanak-kanak
            Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa bayi berlangsung sejak seorang individu dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun. Sedangkan masa kanank-kanak adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia antara lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah. (Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)



Tugas-tugas perkembangan pada fase ini sebagai berikut:
a.    Belajar Berjalan
     Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan. Kemudian anak belajar berjalan dengan bermacam-macam rangsangan dan pertolongan misalnya: berpegang pada tembok atau sandaran kursi.
b.    Belajar Makan Makanan Padat
     Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut. Sejalan dengan itu makanan bayi berangsur-angsur berubah dari makanan cair ke jenis makanan padat, misalnya mulai dengan bubur susu, bubur beras, nasi, dan seterusnya.
c.    Belajar Berbicara
     Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Melalui penguasaan akan tugas ini, anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan intelektualnya. Contohnya, mulai menyebut kata mamah, papah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
d.   Belajar Mengendalikan Pengeluaran Benda-benda Buangan dari Tubuhnya
     Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air, bawalah anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.
e.    Belajar Mengenal Perbedaan Jenis Kelamin
     Anak cepat mengenal jenis kelamin dari lingkungan manusia. Dia mengetahui bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dan sangat cepat belajar bertingkah laku sebagai anak laki-laki ataupun anak perempuan. Lagipula ia merasa bahwa ada perbedaan anatomis antara kedua jenis kelamin itu. Pemahaman terhadap perbedaan kelamin kemudian mengembangkan sikap-sikap sendiri sesuai dengan kelaminnya.
f.     Mencapai Kematangan Fisik
     Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak, ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya. Dalam proses mencapai kematangan fisik tersebut, orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
g.    Pembentukan Konsep-konsep Sederhana Mengenai Realitas Sosial dan Fisik
     Dari keadaan di sekelilingnya kemudian anak itu mengenal keteraturan dan generalisasi. Ia belajar bahwa banyak hal yang diamatinya dapat dikelompokkan dan dapat disebut dengan satu nama, seperti binatang, manusia, baik dan sebagainya. Pada masa ini, anak mulai memahami konsep-konsep di sekelilingnya. Untuk dapat mencapai tugas ini, diperlukan pertumbuhan syaraf-syaraf sebaik-baiknya. Jika syaraf sudah baik, anak memerlukan adanya pengalaman dari orang lain yang mengajarnya.
h.    Belajar Berhubungan Secara Emosional dengan Orang Tua, Saudara, dan Orang Lain
     Dengan mencapai tugas ini ia dapat menghubungkan emosi dirinya dengan orang lain yang akan mempengaruhi pergaulan dengan teman-temannya. Dari pengalaman ini apakah ia akan menjadi kawan baik, atau tidak. Semua itu akan berpengaruh terhadap realisasi sosial dalam kehidupannya kelak.
i.      Belajar Membedakan yang Baik dan yang Buruk dan Perkembangan Kata Hati
     Pengetahuan tentang baik dan buruk masih terbatas pada situasi rumah dan harus diperluas dengan pengertian baik dan buruk dalam hubungannya dengan orang-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga dan teman bermain. Lebih penting lagi anak-anak harus meletakkan dasar-dasar untuk hati nurani sebagai bimbingan untuk prilaku baik dan buruk.
     (Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

2.    Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Anak-anak
       Masa anak-anak berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan ciri-ciri utama sebagai berikut: memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya; keadaan fisik yang memungkinkan/mendorong anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani; memilki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas. (Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
       Tugas-tugas perkembangan pada fase ini sebagai berikut:
a.    Belajar Memperoleh Keterampilan Fisik untuk Melakukan Permainan
     Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada tarap penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang dsb.
b.    Belajar Membentuk Sikap yang Sehat Terhadap Dirinya Sendiri sebagai Makhluk Biologis
     Hakekat tugas ini ialah mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan; mengembangkan sikap posityif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.
c.    Belajar Bergaul dengan Teman Sebaya
     Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya itu berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka mengganggu atau nakal.
d.   Belajar Memainkan Peranan Sesuai dengan Jenis Kelaminnya
     Pada umur 9 dan 10 tahun, mulai ada perbedaan yang nampak antara anak laki-laki dan anak perempuan. Hakikat tugas ini ialah belajar beperanan sebagai anak laki-laki dan perempuan sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang khas laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.
e.    Belajar Keterampilan Dasar dalam Membaca, Menulis, dan Berhitung
     Keadaan biologis anak pada umur 6 tahun sudah cukup matang untuk masuk sekolah. Keadaan sistem-sistem urat syraraf sudah cukup matang dan cukup kompleks untuk mulai belajar berhitung, membaca, dan menulis. Demikian pula koordinasi otot-otot tangan dan jari. Studi psikologis menunjukkan bahwa belajar membaca, menulis, dan berhitung dipelajari oleh hampir semua orang. Kemampiuan membaca akan menentukan tingkat hasil dan belajar selanjutnya. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung akan menjadi lebih sempurna pada akhir masa anak-anak yaiu umur 12 atau 13 tahun.
f.     Belajar Mengembangkan Konsep Sehari-hari
     Pada masa ini, anak-anak harus telah siap mengenal beberapa konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Bertambahnya pengalaman akan menambah perbendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan sebagainya. Guru sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk:
1)   Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat.
2)   Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya.
g.    Pengembangan Moral, Nilai, dan Hati Nurani
     Pada masa ini anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral, dapat melakukan kontrol terhadap perilakunya sesuai dengan moral. Pada masa ini juga diharapkan mulai tumbuh pemikiran akan skala nilai dan perimbangan-perrtimbangan yang didasarkan atas kata hati. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seprti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
h.    Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
     Secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya atau orang dewasa lainnya.
i.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial
     Hakekat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain. Umpamanya, mengembangkan sikap tolong menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerja sama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.
     (Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

3.    Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja
          Proses perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orang tua, guru, dan masyarakat sekitar. Bahkan, tak jarang para penegak hukum pun urut direpotkan oleh ulah dan tindak tanduknya yang dipandang mernyimpang.
       Mengapa demikian ? secara singkat jawabannya ialah karena individu remaja sedang berada di persimpangan jalan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atau dalam keadaan transisi (masa peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan gejolak, goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk bahkan fatal (mematikan).
(Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:
a.    Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat.
b.    Mencapiai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial dan kultural masyarakatnya.
c.    Menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif. Remaja ditunut unuk menyenangi dan menerima dengan wajar kondisi badannya, dapat menghargai atau menghormati kondisi badan orang lain, dapat memelihara dan menjaga kondisi badannya.
d.   Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakatnya.
e.    Mencapai kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang “person” (menjaga dirinya sendiri).
f.     Mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang ekonomi.
g.    Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu).
h.    Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman beryingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
i.      Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual unuk hidup bermasyarakat. Mengembangkan konsep-konsep tentang hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, institusi sosial yang cocok bagi kehidupan modern, mengembangkan keterampilan berfikir dan berbahasa untuk dapat memecahkan problema masyarakat modern.
     (Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

4.    Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Awal
          Masa dewasa awal ialah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa, yakni usia 21-40 tahun. Sebelum memasuki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada tahap ambang dewasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung pada usia 21 atau 22 tahun. Namun, menurut pengamatan para ahli, pada masa post puber proses perkembangan organ-organ jasmaniah tertentu, meskipun sudah sangat lamban, masih terus berlangsung hingga kira-kira usia 24 tahun.
(Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
          Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah sebagai berikut:
a.    Mulai bekerja mencari nafkah, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.
b.    Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri).
c.    Mulai memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.
d.   Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/ suaminya.
e.    Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
f.     Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan (dalam arti yang luas) yang memadai.
g.    Menerima tanggug jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku di masyarakatnya.
h.    Menemukan kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
(Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

5.    Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Setengah Baya
       Masa setengah baya adalah masa yang berlangsung antara usia 40 sampai 60 tahun. Konon, di kalangan tertentu, pria dan wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami pubertas kedua karena mereka senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional/ mudah marah, dan bahkan jatuh cinta lagi.
       Tugas-tugas perkembangan pada masa setengah baya adalah sebagai berikut:
a.    Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
b.    Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya amnak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
c.    Mengembangkan aktivitas dan memanfaakan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
d.   Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya sebagai seorang pribadi yang utuh.
e.    Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
f.     Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
g.    Menyesuaikan diri dengan prikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang yang berusia lanjut.
(Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

6.    Tugas-tugas Perkembangan pada Usia Lanjut
       Masa usia lanjut adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir (akhir hayat). Pada masa ini biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan moorik yang semakin merosot di antaranya ialah menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu, pada umumnya orang tua lebih cepat merasa lelah, dan untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya dari kelelahan itu, ia memerlukan waktu yang lebih lama daripada ketika ia masih berusia muda.
       Tugas-tugas perkembangan pada usia lanjut adalah sebagai berikut:
a.    Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya.
b.    Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun dan berkurangnya income           (penghasilan)
c.    Menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya (istri atau suaminya).
d.   Membina hubungan yang tegas (afiliasi eksplisit) dengan para anggota kelompok seusianya.
e.    Membina pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya.
     Menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap peranan-peranan sosial dengan cara yang luwes.
(Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).




BAB III
IMPLIKASI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
    
     Sekolah merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan dirinya. Di sekolah anak memperoleh hubungan social secara lebih luas dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang banyak mempengaruhi dan  membantu proses perkembangan khususnya dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mental dan social berlangsung dengan pesat.
     Ada dua alasan pengertian tugas perkembangan berguna bagi para pendidik, ialah:
1.      Membantu dalam menemukan dan menetapkan maksud tujuan pendidikan di sekolah.
2.      Mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai pendidikan.
Surya, Moh. 1997. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV.  Pembangunan Jaya
     Berikut contoh-contoh implikasi tugas-tugas perkembangan dalam pembelajaran di sekolah dasar.
1.       Kegiatan Didalam Kelas
          Kegiatan tulis-menulis adalah kegiatan yang sudah wajar dalam kegiatan pembelajaran. Siswa sekolah dasar kelas 1 masih belum bisa menulis dengan sempurna(rapih) namun setelah lama siswa mengenyam pendidikan merekapun memahami bahwa tulisan sangat pening dan menjadikan tulisan merekapun berubah menjadi rapih. Selain tulisan cara membacapun dapat berubah, ketika menginjak kelas 1 SD siswa masih belum lancar membaca tetapi seiring berjalannya waktu mereka dapat membaca dengan lancar. Selain siswa gurupun berperan penting dalam pembelajaran dikelas, setiap siswa sekolah dasar masih senang untuk bermain dalam hal ini seorang gurupun pemikirannya harus berkembang, seperti dalam pembelajaran dikelas guru harus menyampaikan materi dengan metode pembelajaran yang tidak serius tetapi siswa dapat memahami materi yang disampiakan.
2.      Kegiatan Diluar Kelas
                        Kegiatan diluar kelas meliputi kegiatan kelompok belajar, dalam hal ini siswa harus bekerja sama dengan kelompoknya. Selain itu siswapun mendapat ilmu baru dari kegiatan tersebut sehingga perkembangannyapun meningkat serta siswa dapat beradaptasi  dengan lingkungan diluar kelas ketika mereka belajar diluar kelas dan mengetahui perannya dalam masyarakat.
          Seorang guru dalam memberikan tugas kelompok belajar diluar kelas harus mengetahui resiko apa saja yang akan terjadi diluar kelas, dalam pembagian kelompokpun seorang guru harus membaginya berdasarkan jenis kelamin agar siswa dapat melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau perempuan.



BAB IV
KESIMPULAN

     Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan, sebab apabila dapat dikuasai dan diselesaikan dengan baik akan memberikan kebahagiaan dan keberhasilan dalam perkembangan selanjutnya. Apabila tidak bisa dikuasai dan diselesaikan, maka akan menimbulkan ketidakbahagiaan.
     Tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada setiap tahap perkembangan individu: yaitu masa bayi dan kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa yang terbagi lagi atas dewasa awal, dewasa dan usia lanjut.
     Di sekolah anak memperoleh hubungan social secara lebih luas dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang banyak mempengaruhi dan  membantu proses perkembangan khususnya dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mental dan social berlangsung dengan pesat. Oleh karena itu guru sangat berperan  membantu siswa-siswanya dalam melaksanakn tugas-tugas perkembangan yang dialaminya melalui penerapan pembelajaran yang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodin. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Surya, Moh. 1997. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV.  Pembangunan Jaya
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


1 komentar:

wulan_andini mengatakan...

ulan jg mu ngomen ahh,, heu

Posting Komentar