Pages

Jumat, 06 April 2012

kisah inspiratif


kisah ini saya ambil ketika berkunjung ke http://filsafat.kompasiana.com/2011/06/22/pemuda-baik-hati-dan-seekor-kupu-kupu/...
semoga bermanfaat...!! :)


Kisah ini pertama kali saya baca kira-kira 28 tahun yang lalu sewaktu saya masih duduk di bangku SD. Kalau tidak salah, saya membacanya di Majalah Bobo .
Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda yang baik hati yang dengan perasaan iba menyaksikan seekor kupu-kupu yang tampak begitu menderita. Dengan sayapnya yang masih basah dan terlihat rapuh. Kupu-kupu itu berusaha keras dengan susah payah untuk bisa keluar dari kepompongnya.
Terdorong oleh perasaan iba dan kemurahan serta kebaikan hatinya. Si pemuda memutuskan untuk menolong sang kupu-kupu malang untuk keluar dari kepompongnya. Dengan penuh kehati-hatian, si pemuda baik hati ini merobek kepompong tanpa menyentuh sayap indah sang kupu-kupu yang masih basah dan rapuh. Singkat cerita, berkat pertolongan sang pemuda. Kupu-kupu bersayap indah itupun dengan mudah berhasil keluar dari dalam kepompong yang sekian lama mengungkungnya.
Sampai saat itu, semua terlihat baik-baik saja dan si pemuda baik hati ini pun lega. Melihat kupu-kupu yang sudah berhasil keluar itu dia merasa bahagia, karena pertolongan kecilnya telah berhasil membuat satu makhluk Tuhan terlepas dari penderitaanya. Dia pun merasa, kalau sang kupu-kupu bisa berbicara, tentu kupu-kupu itu akan mengucapkan terima kasih padanya.
Tapi apa yang terjadi kemudian?. Ketika sayap basah sang kupu-kupu mulai mengering. Sayap-sayap tersebut tidak bisa tumbuh dengan sempurna. Sayap-sayap indah itu tampak terlipat dan kusut tidak bisa membuka secara normal seperti halnya kupu-kupu biasa. Dan karena sayapnya terlipat, tentu saja, si kupu-kupu tidak bisa terbang.
Apa yang terjadi?.
ternyata perjuangan susah payah untuk keluar dari kepompong itu adalah salah satu proses yang harus dilalui oleh setiap kupu-kupu dalam menyempurnakan metamorfosanya. Terganggunya proses itu akan membuat sang kupu-kupu tidak bisa tumbuh sempurna. Hal ini sama sekalu tidak diketahui oleh si pemuda baik hati. Ketika dia memutuskan untuk menolong sang kupu-kupu karena didorong oleh niat baik dan rasa iba.
Alhasil, karena tidak didukung oleh pengetahuan yang mendalam. Si pemuda baik hati yang berniat baik menolong kupu-kupu ini malah mencelakakan hewan cantik yang ditolongnya.
Akibat rasa tidak tega melihat penderitaan sang kupu-kupu dalam menjalani proses metamorfosanya. Si orang baik ini malah membuat kupu-kupu tersebut menjadi makhluk cacat untuk sepanjang sisa hidupnya.
***
Kisah ini mungkin hanya fiksi dan sama sekali tidak nyata. Kisah ini juga tidak dimuat di sebuah jurnal ilmiah yang Peer revieweed semacam Nature misalnya. Kisah ini hanya satu dari sekian banyak cerita yang dikisahkan di majalah mingguan anak-anak yang dianggap sepele oleh banyak orang dewasa.
Tapi meskipun demikian, nilai yang terkandung dalam kisah yang tidak penting ini cukup relevan untuk diterapkan dalam segala segi kehidupan manusia. Mulai dari mendidik anak, berbisnis, berpolitik sampai beragama. Yaitu sebaik apapun niat yang kita punya dalam mendasari sebuah perbuatan, tapi jika perbuatan baik itu tidak didasari pengetahuan yang cukup. Bukannya memberi manfaat, tapi perbuatan baik itu bisa membuat celaka.

0 komentar:

Posting Komentar